Monday, 9 June 2014

di stasiun itu, aku melihatmu

Sembari mendengarkan lagu favoritku
Aku duduk di bangku stasiun, termangu
Matahari bersinar begitu cerah
Angin pun datang menyapa, menyerbu resah
Dan engkaupun datang, tersenyum begitu saja

Hatiku seakan terpana oleh hadirmu
Jantungku berhenti melihat senyum di wajahmu
Aku seperti terpaku, membeku
Hingga akhirnya kau menyapaku
"Apakabar dirimu? Aku merindukanmu.."

Dia seperti malaikat penyelamat
Ketika hidupku mulai seperti kiamat
"Aku mengerti engkau rindu kepadaku. Aku mengerti hidupmu mulai kelabu.
Tetapi percayalah, engkau hanya lelah dan jengah. Jangan menyerah...."

Rel kereta pun berdesis. Tanda keretaku hampir datang..
"Aku memang benar menrindumu, dan kaupun begitu. Tapi ingatlah, ini bukan duniamu cintaku.."
Aku memeluknya dengan erat, dan dia berkata "Percayalah, engkau kuat."

Kemudian aku memasuki kereta, dan lambaikan tanganku kepadanya
Hingga bayangan gelap itu tiba dan aku membuka mata.
Seluruh mata tertuju padaku, menangis menahan haru...

No comments: