Saturday 22 December 2012

dengarkan curhatku, tentang patah hatiku! (lanjutan)

Kadang, mulut ini ingin bercerita.
Tapi seperti tak sanggup ingin berkata.
Aku hanya bisa terdiam.
Seperti seketika hilang semua dan terbang melayang.


Aku tertawa, bukan karena aku bahagia.
Tapi aku bahagia, karena aku tertawa.
Mungkin sedikit terpaksa, tapi tak apa.
Setidaknya aku bisa sedikit melupakan duka.

Mungkin, kau melihatku tersenyum.
Dan kau berkata,
"Tak mungkin kau sedang berduka, kau selalu terlihat ceria."
Tidak, aku mencoba untuk menutupinya.

Bukan, bukan aku tidak mau membaginya kepada dunia.
Ada alasan mengapa aku diam.
Dan semua itu nampak jelas di wajahku.
Aku memendam dan terdiam.
Aku ingin diam dan melupakannya.
Daripada aku harus membaginya, dan mengingatnya kembali.

Jangan, jangan kau kira aku selalu bahagia.
Ada saat dimana aku merasa di antara dua dunia.
Antara jiwa dan raga saling ingin lepas.
Seperti kaki tak mampu menjajakan kaki di tanah ini.

Tidak, tangisanku bukan berarti aku kalah.
Tapi karena aku sudah sangat lelah.
Menahan semua rasa amarah, gelisah dan resah.
Dan sungguh, aku tidak merasa kalah.
Aku sudah terlalu lama memendam ini semua.

Iya, benar sekali aku terluka.
Betul, betul sekali aku kecewa.
Semuanya terasa seperti rentetan bencana.
Aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya.
Gelap, dingin, dan tak ada rasa.

Bagaimana, jika aku mati rasa?
Bagaimana, jika aku mulai memakai logika saja?
Sepertinya semua serba salah, ketika aku menggunakan hatiku.
Oh tentu, tentu aku berpikir dengan otakku.
Hanya saja, kali ini aku akan menggunakan logikaku, hanya logika.
Hatiku, ingin aku tutup.
Aku ingin mengistirahatkannya.
 

Saturday 15 December 2012

dengarkan curhatku, tentang patah hatiku!

Semua terjadi karena sebuah alasan
Alasan yang tepat
Mungkin jawabannya bukan sekarang, bisa saja nanti.
Atau mungkin, bisa saja sekarang. Tepat depan mata.

Banyak hal-hal yang terjadi saat ini.
Mungkin belum tepat saatnya untuk bercerita.
Bukan karena tak ingin, tapi rasanya belum begitu sanggup.
Bukan karena lemah, tapi terlalu lelah.

Mencoba untuk tetap positif
Tapi selalu saja menjadi negatif
Rasanya seperti tekanan datang dari mana-mana
Sehingga rasanya ingin meledak. Kaboom!

Mulut ingin berkata hal yang tidak baik didengar telinga
Kepala ini berpikir ke berbagai penjuru yang ada 
Dari negatif menuju positif
Dari yang terlihat jelas hingga tidak jelas

Apa?
Apa yang akan terjadi bagaimana kalau begini? Kalau begitu?
Apa yang seharusnya dilakukan?
Apa yang salah? Apa yang benar?
Kenapa?
Kenapa sekarang malah jadi begini?
Kenapa semuanya kayak hilang begitu aja?
Kemana?
Kemana semua perginya?
Dimana?
Dimana semua sekarang berada?

Kira-kira, seperti itulah isi kepala ini yang seakan-akan akan meledak
Dalam hitungan detik.
Ah, sudahlah.

Monday 10 December 2012

you've learned...

Belajar itu, bukan cuma di sekolah.
Tapi juga, di kehidupan kita sehari-hari.
Sampai kita mati, kita nggak akan pernah berhenti belajar.

Kehidupan selalu memberikan pelajaran.
Selalu ada alasan, untuk sebuah kejadian.
Selalu ada harapan, dibalik sebuah keputus-asaan.
Selalu ada senyuman, setelah kesedihan.
Selalu ada keberuntungan, setelah kesialan.
Akan selalu ada hal positif yang mengikuti, setelah hal-hal negatif terjadi.

Kita, nggak pernah tau apa rencana Tuhan.
Ada saat dimana kita merasa apa yang Tuhan berikan kepada kita, nggak adil.
Tapi percaya, apa yang terjadi yang menurutmu tak adil dan buruk,
itu adalah hal yang terbaik yang Tuhan berikan padamu. 

Mungkin kita pernah kecewa.
Mungkin kita pernah bersedih.
Mungkin kita pernah terluka.
Mungkin kita pernah tersakiti.
Mungkin kita pernah merasa, hidup kita berada dibawah dari semuanya.
Tapi, dengan itu semua, kamu akan belajar menghargai.
Menghargai arti sebuah kepuasan.
Menghargai arti sebuah kesenangan dan kebahagiaan.
Menghargai arti sebuah kelegaan.
Merasakan semua luka yang telah lama menetap, terobati.
Dan menghargai, setiap detik dalam hidupmu, ketika kamu berada di atas.

Hidup memberikan pelajaran, bahwa ia berputar seperti roda.
Kadang, kita akan merasakan, saat kita berada di bawah. 
Saat-saat terberat dalam hidup, dan rasanya ingin mengakhiri segalanya.
Namun, percaya. Kita akan berada di atas lagi. Merasakan saat-saat bahagia.
Sehabis gelap, terbitlah terang. Sehabis hujan, muncul-lah matahari atau bahkan pelangi!

Saya selalu ingat akan sebuah ayat dari Al-Qur'an yang jika diartikan 
"Sesungguhnya dibalik kesulitan, ada kemudahan."
Percayalah akan sebuah kebaikan. Berbahagialah.